Ada Apa dengan Hot Pants?

Posted by Sarah Audrey Christie , Selasa, November 20, 2007 02.27

Pernah pakai hot pants? Yup, celana ekstra pendek, yang maksudku, sangat pendek. Bukan-bukan, nggak sependek itu, lebih pendek lagi. Lagi, lagi, lebih ke atas lagi, ya, kira-kira segitu, beberapa centimeter di bawah underwear kamu. Pernah?

Syukur kalau belum. Nggak, aku nggak melarang kamu memakai itu. Hey, kamu perempuan, aku rasa, kamu berhak menampilkan bentuk tubuh yang memang masterpiece abadi ini. Tapi, apa kamu yakin, kamu tahu pasti tempat yang tepat untuk melakukannya? Bukannya nggak percaya, tapi sudah beberapa kali ini, seorang temen kantorku, "ngantor" dengan hot pants. Yup, "ngantor" maksudnya pergi ke kantor. Kerja. Kenapa dia melakukan itu? Honestly, aku bener-bener nggak tahu. Aku mencoba berpikir positif dengan mencari alasan-alasan yang positif... seperti misalnya, celana panjangnya lagi dicuci semua, dan karena ini musim ujan, jadi belum kering semua. Atau malah, belum ada yang nyuci baju karena pembantu pulang kampung belum balik juga. Atau bla bla bla, semakin aku berusaha mencari alasan, semakin aku nggak menemukan sejumput sebab positif sampai seorang memutuskan memakai hot pants ke kantornya. Temanku bertanya, "Memangnya itu kantor nggak ada HRD-nya? Nggak ada yang negur gitu? Atau nglarang?" Nggak ada-lah, kantor Advertising, di sebuah tempat kreatif, kamu bebas melakukan apa saja.Tapi, kamu bertanggung jawab atas tindakanmu sendiri. Buat aku itu cukup profesional. Semuanya kan kembali ke kita. Semua yang kita lakukan, sepenuhnya tanggung jawab kita. Aku rasa kebebasan inilah yang membuat orang jadi hilang akal. Bebas bisa berarti beban. Beban untuk bertanggung jawab atas kebebasan kita sendiri.

www.dictionary.com mendefinisikan hot pants sebagai very brief and tight-fitting shorts for women. Ada juga yang menyebutnya sebagai short shorts, atau kalau di-Indonesiakan bisa jadi, celana yang lebih pendek dari celana pendek... Ha ha ha... Yah, memang begitu penampilannya. Tapi yang bikin kaget adalah pengertian kedua, Hot Pants diartikan sebagai bahasa slang dari strong sexual desire; sexual arousal; a state of sexual arousal; horniness. Salah satu terjemahan malah menyebutkan Hot Pants sebagai vulgar slang. Atau kemungkinan besar, pelecehan. Oh My God. Aku sendiri nggak tahu kenapa terdorong buat nyari arti kata Hot Pants. Kebiasaan penulis mungkin. Awalnya cuma ingin tahu, di mana Hot Pants dipakai kalau di luar negeri. Tapi, aku menemukan ini. jadi coba kita teliti. Siapa yang paling sering mengalami sexual arousal? Jelas, kaum pria. jadi tebak siapa yang membangkitkan gairah seksual pria, yup, kaum wanita. Jadi kesimpulannya? Hot Pants bisa jadi cuma celana ekstra pendek. Tapi Hot Pants bisa jadi juga sebuah istilah pelecehan yang datang saat, mungkin, seseorang menggunakan Hot Pants. Dan bisa jadi dengan menggunakan Hot Pants seorang wanita akan membuat seorang pria yang melihatnya mengalami sexual arousal, dan percayalah, itu kemungkinan yang sangat beralasan. Pada akhirnya, syukur kalau cuma pelecehan (harassment), kalau kekerasan (abusement)?

Kembali ke temen kantorku itu. Dia pulang pergi naik bis lho... Oke kalau nggak naik bis, semisal abis gajian, mungkin agak mewah dikit, naik taksi. Menurut kamu apa yang ada di pikiran sopir bis, kernet, sopir taksi, dan para penumpang bis itu? Aku nggak tahu pasti, karena aku juga perempuan. Tapi, ini bayangannya, seorang temen kantorku dulu mengatakan kalau sebagai laki-laki, dia bisa melihat seorang wanita berpakaian lengkap, jadi telanjang bulat, dalam imajinasinya. Man, dia katakan itu sudah beberapa tahun yang lalu, tapi aku nggak bisa lupa. Persis seperti di film-film waktu seseorang dapat melihat tembus pandang sampai ke balik pakaian seorang wanita. Satu kejadian lagi, waktu itu aku lagi jalan-jalan di sebuah plasa yang cukup lumayan di Jakarta. Bukan Plasa murahan lah pokoknya. Tapi kemudian ada beberapa orang yang memang agak buta moral, sedang melihat ke atas, ke arah eskalator naik. Mereka melihat sesuatu sambil saling mendorong, tanpa melepaskan pandangan dari sesuatu yang aku pun jadi ingin tahu. Ternyata begitu aku melihat ke arah atas, Oh My God lagi, seorang wanita sedang bersama pacarnya, dan rok yang dipakainya, percayalah, aku nggak bohong, sangat pendek! Aku dapat melihat dengan jelas apa yang di balik rok itu.Kumpulan laki-laki itu tertawa-tawa sambil terus dorong-mendorong untuk mendapatkan sudut pandang yang tepat agar dapat menemukan keseluruhan misteri di balik rok seorang wanita. Tapi hatiku menangis. Apa yang terjadi dengan moral? Itu pertanyaanku, tapi jawaban mereka bisa-bisa: Moral? Apa itu moral? Perdebatan bisa sangat panjang untuk memutuskan siapa yang salah. Wanita yang salah menginterpretasikan kebebasan dan emansipasi, atau pria yang tidak dapat mengendalikan kehewaniannya?

Sebagai seorang wanita, jujur aku tak dapat menyalahkan pria.Karena wanita dianugerahi dengan kontrol lebih baik daripada pria. Wanita juga dianugerahi dengan kemuliaan lebih tinggi daripada pria. Jadi memang, beban untuk menjaga moral itu lebih berat ke wanita daripada pria.

Lisa Bevere, penulis Best Seller yang bukunya kuulas beberapa waktu lalu mengatakan yang intinya seperti ini, "kalau kamu mau berpakaian seperti pelacur nggak masalah, kalau kamu memang mau mendapatkan pria-pria yang melacur" Katanya lagi, "Jangan berharap mendapatkan pria-pria yang tepat dengan berpakaian yang tidak tepat."

Di sinilah, wanita kurang mengerti. Seumur hidup, wanita berusaha memperlihatkan sebagian (atau seluruh?) dari misteri di balik pakaiannya, hanya untuk mendapatkan perhatian pria-pria yang tepat yang mereka idamkan. Tapi kenyataannya, sebelum itu terjadi, ia sudah disakiti oleh pria-pria yang tidak tepat.Wanita bahkan mengalami luka yang dalam hanya untuk itu.

Jadi lupakan soal teman kantorku yang suka sekali mengenakan Hot Pants (entah berapa kali dalam seminggu). Lupakan juga tentang seorang wanita yang memutuskan untuk memakai rok yang lebih pendek dari underwearnya. Dan sejenak, hanya sejenak saja, lupakan tentang pendapat pria. Sekarang, kembalilah kepada suara hati yang paling dalam, ya, suara hati yang itu, yang sering kamu bilang membatasi kamu, suara yang sering mengingatkan kamu saat kamu melakukan sesuatu yang tidak seharusnya. Orang menyebutnya nurani. Aku menyebutNya Tuhan. Dan dalam kondisi ini, coba teliti kembali apa yang ingin kamu dapatkan melalui cara berpakaianmu? Pujian, kekaguman, rasa hormat, atau pelecehan? Percaya nggak percaya, itu tipis sekali perbedaannya. Yang jelas, pria-pria yang tepat tidak datang dari cara berpakaian yang salah.

Inilah saatnya untuk kembali memikirkan alasan-alasan dari tipisnya, dan pendeknya, dan sedikitnya kain, dan tidak proporsionalnya pakaian yang kamu beli. Apakah itu bermanfaat, apakah itu baik, dan terlebih, apakah itu mendatangkan dampak yang baik buat kehidupanmu, kamu yang memutuskan.

Akhirnya, perlu juga untuk kamu mengingat kembali begitu panjangnya, dan lebarnya, dan dalamnya kasih Tuhan untuk menyayangi kamu. Jangan sampai, Ia menyayangkan cara berpakaianmu.

ESTHER. Women of Strength and Dignity: by Charles Swindoll

Posted by Sarah Audrey Christie , Rabu, November 14, 2007 22.04

Ini adalah salah satu seri Great Lives from God's Words karangan Charles Swindoll, dan satu-satunya seri yang membahas tentang seorang wanita. Tapi bahasan Charles Swindoll di sini sangat menyeluruh, sehingga meskipun aku terkenal sebagai orang yang suka membeli buku tapi jarang selesai membaca buku, aku dapat menyelesaikan buku ini! Karena buku ini sangat menarik. Sangat detil dalam membahas setiap langkah kehidupan Ester, sang tokoh utama. Dan jujur, aku belajar banyak dari sebuah buku, lebih banyak dari apa yang kudapatkan dari SD 6 tahun. atau SMP 3 tahun, atau SMU 3 tahun lagi. Yah, kalian mengerti maksudku, banyak! Charles Swindoll segera menjadi penulis idolaku karena ia mampu menegur dengan kasih tanpa mengesampingkan keadilan Allah. Charles Swindoll mengatakan dalam salah satu bukunya, "Kebenaran tanpa kasih sangat kejam, tapi kasih tanpa kebenaran juga merupakan sebuah ketidakadilan."

Buku ini menceritakan detil perjalanan hidup seorang wanita hebat bernama Ester. Berangkat dari wanita biasa menjadi seorang permaisuri raja. Ratu, atas sebuah kerajaan yang sangat besar. Lewat hikmat yang ia pelihara di dalam hatinya, ketaatan dan takut akan Tuhan, ia telah meletakkan dasar bagi wanita-wanita yang lain untuk sebuah kedudukan yang sepadan dengan pria. Keberaniannya, tekad, bahkan sikap diam yang ia lakukan, membuat sang Raja pun terkagum padanya. Raja Ahasyweros berkata "Katakan apapun yang kamu mau, bahkan setengah kerajaan akan kuberikan kepadamu" Dan kalau menurut kalian setengah kerajaan itu kecil, kalian harus membaca ulang kitab Ester, karena pada saat itu, Raja Ahasyweros menguasai hampir seluruh dunia. Hingga pesta perayaan yang diadakannya berlangsung 6 bulan lamanya. 6 bulan! Pesta kawin selama 3 jam sudah jadi sangat membosankan. Bayangkan 6 bulan! Mungkin karena terlalu banyak orang yang harus diundang... Dan terlebih dari pada itu, sesungguhnya Ester menjadi bagian terpenting dari rencana besar Tuhan menyelamatkan umatNya dari kepunahan. Ada hal yang menarik di sini. Bagaimana kalau ternyata Ester tidak mau dipakai Tuhan? Ya, percaya tidak percaya, Tuhan dapat memakai wanita-wanita yang lain. Mordekhai, Ayah angkat Ester berkata kepada Ester sewaktu ia setengah menolak rencana Tuhan. "Kalau kamu nggak mau, percayalah pertolongan atas bangsa ini akan datang dari pihak lain." (Ester4:14)
Atau dengan kata lain, Kalau kamu nggak mau, itu keputusanmu. Tuhan bisa pakai orang lain, wanita lain. Tapi apa benar kamu mau "nggak ikutan" dalam rencana Tuhan yang hebat ini, hanya karena kamu takut? Jadi, ikut atau nggak ikut rencana Tuhan itu keputusan kita sepenuhnya. Manusia diciptakan dengan kehendak bebas. Dan Tuhan tidak bilang kamu akan dihukum setelah itu. Tapi yang aku tahu, kalau Tuhan ijinkan, aku mau terlibat dalam rencana besarNya...

So, itu sebagian kecil dari yang aku temukan di dalam buku ini, dan untuk menemukan sebagian besar dan seluruhnya, kalian harus membaca sendiri setiap halaman dan menikmati pengertian-pengertian baru yang Tuhan bukakan untuk kita lewat Charles Swindoll.

Publisher Reviews:
Everyone loves a transforming story. Rags to riches. Plain to beautiful. Weak to strong. Esther’s story is that, and much more. It is a thought-provoking study of God’s invisible hand, writing silently across the pages of human history. Perhaps most of all, it is an account of a godly woman with the courage, wisdom, and strength to block an evil plot, overthrow an arrogant killer, and replace with joy in thousands of Jewish homes. Through Esther’s courageous struggle to help her people, Swindoll explains the power of divine providence in volume 2 of the best-selling &"Great Lives&" series.

Kissed The Girls and Made Them Cry: by Lisa Bevere

Posted by Sarah Audrey Christie 20.54


Ini adalah sebuah buku yang baru kubaca beberapa hari ini. Aku baru membaca bab I tapi aku sudah diberkati dengan luar biasa oleh perenungan Lisa Bevere tentang perempuan, dan sejauh apa perempuan boleh pergi... dalam hubungannya dengan seks, dan kekudusan.

Sebelum aku mengetahui tentang Lisa Bevere, aku sama sekali tidak mengenal dia.
Lalu suatu pagi... dan aku maksud, sangat pagi. Aku terbangun. Percayalah, seumur hidup tidak semudah itu aku bangun jam setengah empat pagi... Pernah sih, karena ada maling AC. itu pun setengah enam. I mean, bener-bener nggak pernah bangun subuh seperti itu. Karena aku terjaga dan tak bisa tidur lagi. Lalu aku melihat ke arah televisi. Televisi adalah satu-satunya alat elektronik yang harus menyala pada saat aku tidur, karena aku tidak suka suasana yang sepi.

Disney channel... channel favoritku... Channel yang aman dan tak perlu pikiran untuk memahami kelucuan tokoh-tokoh yang berperan. Tapi entah mengapa, sepertinya Tuhan menyuruhku untuk angkat remote TV dan pencet 9, Star World. Sesungguhnya aku jarang menonton Star World. Tapi itulah Tuhan kita, saat Ia mau berbicara tentang sesuatu, Ia akan menggunakan apa saja. Kapan saja. Dan di situlah, sebuah pertanyaan yang telah kuajukan ke Tuhan tentang kekudusan, dijawab melalui Lisa Bevere, dan Kelly Copeland.

Jujur aku sebelum ini, menganggap kekudusan penting, tapi sejauh apa yang kita sebut penting, aku tidak dapat menarik garis yang jelas. Aku banyak terganggu oleh betapa dunia ini mengidolakan seks, dan mencibir kekudusan. Pendapat dunia, membuat pendapatku sendiri tentang kekudusan menjadi goyah. Seorang sahabatku dan juga seorang penginjil, mengatakan kepadaku tentang pentingnya pengertian. Kalau kamu tidak mengerti maka apapun yang sedang kamu pegang sekarang, akan dengan mudah diruntuhkan orang. Dan diputarbalikkan setan. Kalau kamu tidak mengerti kebenaran itu bagaimana kamu mau membela kebenaran itu. Dan stand for what is right? Ia benar. Aku tidak mengerti, karena itu pemahamanku tentang kekudusan pun lebih sering goyah daripada berdiri tegap seperti seharusnya. Aku tidak melakukan hubungan seks sebelum nikah, tapi ketika aku ditanya akankah aku melakukannya kalau aku benar-benar mencintai orang yang memintaku melakukannya, aku tak bisa menjawab tidak. Padahal ini bahkan belum terjadi. See, betapa rentannya kita kalau kita tidak mengerti.

Hari itu, subuh itu, Tuhan memberiku lebih dari pengertian. Ia memberiku kesadaran. Kesadaran akan kekudusan yang ia percayakan kepadaku. Kekudusan yang Ia percayakan pada pria berbeda dengan kekudusan yang Ia percayakan kepada kita. Kekudusan kita adalah kekudusan yang diturunkan. Kekudusan yang menular, merembet, dan mempengaruhi generasi selanjutnya. Simple thoughts, kalau pria tidak menjaga kekudusan, apa yang ia dapatkan? Kalau wanita tidak menjaga kekudusan, apa yang ia dapatkan? Malu, ketergantungan pada pria yang meminta kekudusannya, sakit hati, dan yang paling drastis, kehamilan sebelum waktunya. Dan anak yang dilahirkan, menderita bukan karena ia tidak kudus. Ia tetap kudus, tapi ia menderita karena ketidakkudusan orang tuanya.

Ya, subuh itu, subuh yang sangat bersejarah bagiku. Dan sejak saat itu aku mengerti, bahwa kekudusan itu penting bukan hanya untukku, tapi untuk keturunanku, dan terlebih, untuk Tuhan. Ya, kekudusan adalah milik Tuhan. Jadi jangan memberikannya tanpa seijin Tuhan. Subuh itu pula, buku ini diperkenalkan kepadaku, Kissed the Girls and Made Them Cry. Seakan-akan Tuhan menyuruhku mencari buku itu.

Setelah itu, aku mencari tahu tentang Lisa Bevere. Ternyata ia adalah seorang penulis Best Seller, juga seorang penginjil, dan pelayanannya sebagian besar adalah tentang wanita. Aku mencari buku itu, tidak mudah mencarinya memang jika tidak tahu tempatnya. Setelah 2-3 minggu baru aku mendapatkannya dari seorang teman, dan kini buku itu selalu berada di backpack-ku. Sangat memberkati dan menguatkan pengertian yang kudapatkan pagi itu. Dan berita gembiranya buku ini sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Kalian dapat memperolehnya di toko-toko buku Kristen yang lengkap seperti Metanoia.

Buku ini akan membuat kalian mengerti, sejauh mana kalian harus pergi.

Ini review mereka-mereka yang juga sudah membaca buku ini:

Reviewed by Rachel
(Australia), December 26, 2006

I read this book when I was 18 and it settled so many questions for me - I really loved her take on different issues I had been sick of hearing the heavy lines and rules that I had heard and read in the past to see it all put into the perspective of relationship was wonderful. A must read for young christian teen girls

Reviewed by Curtis Wilmoth (Fairmont WV), January 07, 2003

I feel that Lisa is very much in touch with the losses a woman will suffer if they choose to live a life of promiscuity. As our church's teen minister I was anxious to get a woman’s perspective on how to talk with our teen girls. The answer is simple. Let Lisa through her book. I recommend this book to anyone who is wondering how to address such sensitive issues as a woman’s virtue.

Any Vacancy?

Posted by Sarah Audrey Christie 20.37

Ini serangkaian wanita hebat yang aku kenal, yang sedang meniti jalannya menuju impian. Kalau ada di antara kalian yang punya kesempatan buat mereka (please be specific, jangan bilang, di koran kemarin aku liat... Karena kalau ada di koran kita juga bakalan udah liat... hehehe), atau kalian tahu orang-orang yang tepat yang membutuhkan wanita-wanita yang tepat, leave your comments, I'll reach you.

Putri, 23th
Seorang akuntan. Pendidikan S1 akuntansi Universitas Petra Surabaya Class 2002. Pengalaman 1th di perusahaan travel. Lokasi: Jakarta
Mencari pekerjaan impian: Yang berhubungan dengan akuntansi atau berhubungan dengan anak-anak. Karena she loves children.

Ella, 27th
Pendidikan S1 Psikologi. Speaking and writing English fluently. Good teamwork. A very talented young woman. Smart and passionate. Pengalaman bekerja 3 th. Lokasi: Jakarta
Mencari pekerjaan impian: Bekerja di foundation atau social organization. Contoh: PBB, Unicef, WWF, dan lain-lain.

Febs, 26 th,
Akuntan, Pendidikan S1 akuntansi. Saat ini bekerja di akuntan publik. Pengalaman 2-3th. Lokasi: Jakarta
Mencari pekerjaan yang lebih baik.


Dan ada beberapa lainnya mencari pekerjaan yang berhubungan dengan desain grafis, kalau ada di antara kalian yang sedang mencari seorang desainer, please leave comment…

Appreciate it. Thx.

Komsel Online

Posted by Sarah Audrey Christie 20.25

Temans, konsep blog ini adalah komsel online, jadi apapun yang kalian alami, we're here to help you. Sebenernya di sini bukan hanya akan ada aku, tapi juga teman-temanku, senior-seniorku. Mereka adalah orang-orang yang "tepat" yang aku ceritakan dulu. Mereka telah membuatku kembali kepada impianku. Sebenarnya, mereka menuntunku kepada Tuhan. Dan Tuhan menuntunku pada impianku yang hilang. Mereka juga akan membantu kamu. Mereka terdiri dari sarjana psikologi, sastra, dan komunikasi. Tapi terlebih dari itu, mereka adalah wanita-wanita Allah yang hebat, oleh penyertaan Roh Kudus.

Jadi kalian bebas cerita, dengan atau tanpa nama.

Thoughts: Aku Salah Kalau Aku Benar

Posted by Sarah Audrey Christie 20.16

Aku bingung...
Antara harus melakukan yang benar. Atau diam lebih benar. Lagipula benar, apa definisi benar? Apa yang benar dan benar menurut siapa? Aku tidak dapat memahami semuanya, tapi akhirnya, tetap aku yang salah. Apakah aku tak boleh berdiri atas kebenaranku? Lalu ketika aku benar-benar mengejar kebenaranku, mengapa semua orang mencibir dan mengatakan aku salah?

Aku hanya mencoba berdiri atas apa yang aku anggap benar. Karena orang lain juga melakukannya. Tapi mengapa, mengapa, setiap aku yang melakukannya, semua orang bilang aku salah? Mengapa mereka tak pernah salah? Mengapa mereka melimpahkan kesalahan ke mukaku lalu meludahinya? Apakah aku seburuk itu? Haruskah aku diam, ketika sesuatu yang kuanggap benar ditindas di depan mataku? Haruskah aku menyerah, dan tak berkata apa-apa saat aku semestinya bisa? Kalau kita semua boleh membela kebenaran, bukankah aku boleh membela kebenaran yang berdasar yang menjadi alasan segala tindakanku?

Tapi mereka selalu begitu. Mereka hanya peduli pada kebenaran mereka sendiri. Sama. Aku juga hanya akan peduli pada kebenaranku sendiri. Benar, aku nggak akan memaksakan kebenaranku kepada mereka. Tapi aku pun takkan membiarkan diriku ditindas oleh kebenaran mereka. Aku punya harga diri.

Toh, aku sudah kehilangan kepercayaan pada kebenaran mereka. Bagiku, semua lebih nampak seperti kebohongan. Aku tak dapat mempercayai mereka seperti aku mempercayai mereka dulu. Mereka bersekutu di belakangku. Mereka menganggap aku dan kebenaranku hanya angin lalu. Mereka berkata "Benar, ini benar, benar-benar", tapi telingaku tak ingin mendengar. Bagiku, hanya kebenaranku yang paling penting sekarang.

Aku memaafkan. Tapi kepercayaanku hilang. Mereka memaafkan. Tapi kepercayaan mereka hilang. Dan tanpa kepercayaan, tak pernah ada persahabatan. Aku kecewa, dan aku menyesal. Karena pasti, ada persahabatan yang hilang, tapi sekali lagi, apakah aku tak boleh berdiri atas kebenaranku sendiri? Bagaimana kalau kebenaranku sendiri itulah kebenaran yang sebenarnya? Dan bagaimana kalau kebenaran itu tak kubela lalu kebenaran itu lenyap? Bukankah aku akan lebih menyesal lagi nanti?

Sesalah-salahnya aku membela kebenaranku, aku telah melakukan apa yang benar. Karena kalau aku tak melakukannya, orang lain tak kan melakukannya untukku.

Kesimpulannya, aku benar. "Salah!" kata orang lain kepadaku. Tapi aku tahu aku benar. Aku harus yakin bahwa aku benar. Kalau aku sendiri tak yakin, bagaimana orang lain akan percaya kalau aku benar?

Jadi aku benar. Dan itu cukup.

Kiranya Tuhan membela kebenaranku.

Welcome To Women of Heaven

Posted by Sarah Audrey Christie 19.56

Hey, apa kabar? Namaku Audrey. Dan coba tebak, aku seorang wanita! Well, aku bukan tipe wanita yang feminine, tapi aku memang seorang wanita. Tulen dari Allah. Aku benar-benar bangga mendapat kesempatan untuk menjadi spesies unik ini. Aku percaya kalian juga. Tapi ada masalah. Ya, ada masalah dengan kita, kaum wanita. Ada apa sebenarnya? O’o, jangan-jangan kalian belum tahu? Well, begini masalahnya. Hari-hari ini aku bertemu dengan banyak wanita, ya mereka seumuran aku, muda, beberapa di antara mereka cantik, beberapa sangat berbakat, yang lain, penuh potensi luar biasa. Tapi entah mengapa, ada sesuatu yang salah. Biar kujelaskan. Mereka terdiri dari dua golongan. Golongan pertama, wanita-wanita Allah, ya mereka yang sudah mengenal Allah. Hidup tidak bisa dibilang mudah buat mereka. Malah penuh tantangan. Yah, sederhana saja, ketika kita berasal dari Allah, dunia tidak akan dengan mudah menerima kita. Kenyataannya, dunia lebih sering menolak daripada menerima kita. Nah, tantangan itu terkadang sangat berat, mungkin terasa terlalu berat, sampai mereka kehilangan tujuan dan impiannya. Kehilangan rencana Tuhan. Dan itu buruk. Buruk sekali.

Okay, golongan kedua, well, tentu saja, wanita-wanita hebat yang belum mengenal Tuhan. Jangan salah, golongan ini kebanyakan berhasil dan berada di tempat yang tinggi. Kehidupan terasa mulus, tapi yah, mereka-mereka ini bukan hanya kehilangan rencana Tuhan, mereka sudah kehilangan dirinya sendiri. Dan sepertinya juga sudah kehilangan makna hidup. (Aku akan menjabarkan lebih banyak nanti tentang golongan ini).

Kedua golongan terpeleset. Keduanya terhilang. Beberapa wanita dari golongan pertama datang kepadaku dan menceritakan betapa mereka sangat tertekan dan kehilangan tujuan. Kehidupan tidak seperti yang mereka harapkan. Pada kenyataannya, mereka terjebak dalam kehidupan yang menyiksa, meremehkan keberadaan wanita, membatasi peranan wanita, atau mungkin kehidupan yang penuh pengkhianatan dari seorang pria. Beberapa dari mereka sudah melupakan impiannya, segelintir masih dapat bermimpi, tapi tak dapat menemukan jalan menuju impian itu. Sebagian besar dari mereka, bekerja, tapi bekerja pada lingkup pekerjaan yang salah. Bertemu dengan orang-orang yang salah, terintimidasi oleh pemimpin-pemimpin yang salah. Sehingga impian mereka untuk menjadi orang-orang yang besar, pupus begitu saja.

Aku ingin menolong mereka-mereka yang berada di golongan ini, aku tidak ingin mereka kehilangan impian dan rencana Tuhan, karena kerasnya kehidupan. Aku pernah mengalami kehidupan yang tidak mudah, dan kalau aku bisa sampai pada track yang benar sekarang (setidaknya kupikir begitu), semata-mata karena anugerah Tuhan dan karena aku bertemu dengan orang-orang yang tepat. Yang tidak mematikan impianku, tapi memberikan kekuatan dan pedoman, untuk aku melawan segala intimidasi akan ketidakberdayaan dan terus mengejar impian. Kini aku separuh jalan.

Sooner or later, aku percaya, kalian akan bertemu dengan orang-orang yang tepat. Karena Tuhan itu baik. Tapi I can’t help it. Aku ingin menjadi salah satu dari orang-orang yang tepat itu. Dan seijin Tuhan aku ingin mempercepat proses kalian dengan memberi tahu, berdasarkan hikmat dan pengalamanku dan wanita-wanita sebelum aku, serta teman-teman sepelayananku, apa yang harus kalian lakukan sekarang, kalau kalian sedang berada di tahap paling berat dalam hidup kalian saat ini.
Tapi bukan berarti kalian yang berada di golongan kedua tidak menjadi kegundahanku. Kalian adalah kegundahanku yang terbesar. Aku ingin kalian mengenal Allah. Aku ingin, kalian menemukan diri kalian sendiri sebagai wanita yang penuh kemuliaan. Bukan wanita yang menjadi objek kekaguman seksual belaka. Kalian bukan alat pemuas kebutuhan seks pria. Meskipun nantinya, kita akan memuaskan kebutuhan seorang pria, suami kita. Tapi dalam perjalanan ke sana, kita hanya perlu benar-benar mengerti bagaimana mengendalikan sensualitas kita dengan sepenuh hati menjaga kekudusan.

Pada dasarnya blog ini dibuat untuk wanita-wanita yang merasa pendapat Allah itu penting. Kalau kalian ingin menggapai impian, dan benar-benar menjadi wanita yang sesuai dengan konsep semula ketika Allah menciptakan kita, wanita dengan kekuatan yang mulia, penuh kemuliaan, dan kebesaran, dan kehormatan, ini saatnya untuk memutuskan. Sekarang maju, atau selamanya tertinggal. Dan sejauh jangkauan blog ini, aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu mengembalikan kita para wanita pada impian dan konsep brilian Tuhan tentang seorang wanita.

Di blog ini, kalian dapat menceritakan masalah kalian, apapun itu, kalau perlu jangan ungkapkan identitas kalian, tapi kalau kemuliaan Allah sedang terjadi dalam kehidupanmu, saksikan. Fokus utamaku saat ini adalah karir, tapi, kita dapat berbicara tentang apa saja. Toh, kita para wanita butuh bicara. Sayang, terkadang nggak ada yang mau dengar kita. Di sini kita boleh berteriak sekeras-kerasnya tentang isi hati yang terdalam sekaligus berharap ada yang mendengar kita. Aku berencana, akan membantu kalian yang terjebak dalam pekerjaan yang salah untuk mendapatkan pekerjaan yang benar. Mungkin dengan memberikan dukungan kekuatan, mungkin juga dalam bentuk lowongan. Yah, kita lihat saja. Semoga, banyak dari kalian yang akan dapat menemukan pekerjaan impian kalian lewat blog ini. Jadi katakan saja, apa karir impian kalian, dan siapa tahu, aku dapat menemukan perusahaan yang cocok. Nah wanita-wanita hebat, kini saatnya menyusun kekuatan!

Mengapa harus ada ruang untuk kita?

Posted by Sarah Audrey Christie 04.49

Wanita butuh bicara. Tapi wanita seringkali tak boleh bicara. Wanita ingin menggapai impian. Tapi wanita tak boleh bermimpi. Kenyataannya, wanita, ciptaan Tuhan yang istimewa, telah terjebak dalam kubangan realita yang tidak lagi meletakkan wanita di mana semestinya.

Dalam perjalanan hidupku, aku menemui banyak wanita hebat yang lebih banyak tenggelam di balik ketidakpercayaan diri, penyesalan, sakit hati, dan rendah diri. Potensial, berbakat, tapi kehilangan impian. Mereka tidak lagi berpikir untuk melakukan sesuatu yang besar. Mereka kehilangan tujuan, apa yang sebenarnya ingin mereka lakukan dalam kehidupan. Padahal seandainya mau, mereka bisa. Menjadi apapun yang mereka impikan. Ternyata semua karena situasi hidup dan penilaian dunia yang telah memisahkan mereka dari impian. Pendek kata, wanita kehilangan visi. Wanita kehilangan kesadaran akan eksistensinya yang mulia. Yang tersisa adalah keputusasaan akan cinta seorang pria. Aku nggak bilang itu salah. Kita memang diciptakan untuk pria. Tapi untuk pria-pria yang hebat. Pria-pria yang tahu menempatkan wanita di ruang teristimewa dalam hatinya. Bukan pria-pria pecundang yang hanya mencari wanita untuk dijadikan sarana pemuas kebutuhan. Wanita, wanita, wanita, lihatlah, dengarlah, betapa kalian lebih dari sekedar fungsi. Karena kalian bukan alat. Kita adalah manusia, yang dicipta sama dan bahkan dihias Tuhan dalam kemuliaan. Wanita dapat menjadi seseorang, tapi entah mengapa wanita memilih untuk menjadi sesuatu. (Pasti, aku akan bicara banyak tentang ini nanti.)

Aku pernah bertanya pada seorang teman. Dia seorang wanita yang hebat. Berbakat. Lalu aku bertanya tentang hal yang sederhana. "Apa impianmu?" Dan wanita itu terdiam, tak keluar sepatah kata berbentuk jawaban yang bisa membuat aku menjadi tenang. "Aku lupa..." hanya itu yang keluar dari balik bibirnya.

Tanpa impian, kita tak dapat berharap, karena nggak akan ada dasar untuk berharap, tanpa harapan, nggak akan ada semangat, dan tanpa semangat kita hanya akan menjalani hidup yang panjang dan membosankan. Bisa-bisa malah menyedihkan.

Blog ini diciptakan untuk wanita-wanita yang ingin bermimpi lagi, yang ingin bisa bicara sebebas-bebasnya tentang kehidupan. Yang ingin melakukan sesuatu yang besar, tapi tidak tahu caranya. Atau... lupa.

Aku mau kalian menemukan kembali impian, seperti Tuhan telah menuntunku pada impianku. Cuma itu yang aku mau. Dan percayalah, aku bukan seorang feminist yang membenci eksistensi pria. Aku mengidolakan pria-pria hebat. Tapi aku juga akan lebih bahagia, kalau wanita pun dibangkitkan menjadi wanita-wanita yang hebat. Kalian setuju?

Dan untuk siapapun yang ingin bergabung, atau sekedar membantu dengan tulisan, hubungi aku di sini.

Okay, kalian siap jadi wanita-wanita yang hebat? Sekarang saatnya.