Reasonable Doubt.

Posted by Sarah Audrey Christie , Senin, Juli 07, 2008 01.15

Aku sedang tergila-gila pada sebuah serial televisi yang mengisahkan pengacara-pengacara paling top di Amerika, dan bagaimana skenario pembelaan yang mereka luncurkan demi menyelamatkan nama baik pihak-pihak tertentu. Salah satu skenario pembelaan yang paling terkenal dan paling sering digunakan adalah reasonable doubt atau keragu-raguan yang beralasan. Kalau kamu tidak punya bukti yang cukup, tidak punya saksi yang dapat dipertanggungjawabkan kesaksiannya, maka kamu tidak dapat menjatuhkan hukuman pada seseorang, betapa pun ia tampak bersalah. Sesederhana itu.

Lalu Tuhan mengingatkan aku, bagaimana hal ini juga berlaku dalam kehidupan. Tak terhitung panjangnya dan lebarnya dan banyaknya kita mudah berprasangka terhadap seseorang, hanya karena apa yang kelihatan dari luar atau berdasarkan opini mayoritas. Kalau yang lain begitu, yang ini pasti begitu. Begitulah pikiranmu mulai membangun penilaian-penilaian buruk terhadap orang lain, tanpa kamu punya bukti yang cukup, atau tanpa lebih duu mencoba untuk mengenal mereka lebih dalam. Guru sejarahmu seorang wanita setengah baya yang tidak bersuami, pasti galak. Nadia bertubuh pendek, pasti menjengkelkan. David berasal dari kota A, pasti pelit. Dina anak konglomerat, pasti sombong.

Pada akhirnya, seringkali pula terjadi, kamu salah. Ternyata Dina baik banget, boro-boro sombong, ia malah suka menolong. David malah suka traktir makan di kantin. Dan Guru Sejarah yang kamu takuti itu ternyata seorang wanita yang lemah lembut dan perhatian. Tapi pada saat itu, kamu sudah terlanjur menghakimi mereka dengan sikapmu yang tidak ramah dan cenderung menjauh. Pada saat kamu tahu kalau segenap prasangkamu itu salah, kamu sudah tidak punya kesempatan untuk berteman dengan mereka, karena mereka juga sudah balik berprasangka terhadap kamu. Prasangka menimbulkan prasangka. Kamu terlambat.

Jadi mengapa harus berprasangka kalau itu merugikan kamu nantinya? Semakin banyak kamu berprasangka semakin sedikit temanmu. Semakin banyak kamu berpikir positif tentang orang lain, semakin banyak orang akan berpikir positif tentang kamu. Lagipula, penghakiman itu hak mutlak Tuhan kan. Biarkan Tuhan melakukan bagianNya, sementara kamu lakukan bagianmu: tidak berprasangka, lebih baik lagi, berpikir positif tentang orang lain, mulai sekarang. Ya, mulai sekarang, setiap muncul prasangka terhadap orang lain dalam pikiranmu, ingat-ingat, kamu tidak pernah punya bukti yang cukup, kamu tidak mungkin punya saksi yang dapat dipertanggungjawabkan, reasonable doubt. Selalu ada alasan untuk meragukan prasangkamu.

0 Response to "Reasonable Doubt."