Ada Apa dengan Hot Pants?

Posted by Sarah Audrey Christie , Selasa, November 20, 2007 02.27

Pernah pakai hot pants? Yup, celana ekstra pendek, yang maksudku, sangat pendek. Bukan-bukan, nggak sependek itu, lebih pendek lagi. Lagi, lagi, lebih ke atas lagi, ya, kira-kira segitu, beberapa centimeter di bawah underwear kamu. Pernah?

Syukur kalau belum. Nggak, aku nggak melarang kamu memakai itu. Hey, kamu perempuan, aku rasa, kamu berhak menampilkan bentuk tubuh yang memang masterpiece abadi ini. Tapi, apa kamu yakin, kamu tahu pasti tempat yang tepat untuk melakukannya? Bukannya nggak percaya, tapi sudah beberapa kali ini, seorang temen kantorku, "ngantor" dengan hot pants. Yup, "ngantor" maksudnya pergi ke kantor. Kerja. Kenapa dia melakukan itu? Honestly, aku bener-bener nggak tahu. Aku mencoba berpikir positif dengan mencari alasan-alasan yang positif... seperti misalnya, celana panjangnya lagi dicuci semua, dan karena ini musim ujan, jadi belum kering semua. Atau malah, belum ada yang nyuci baju karena pembantu pulang kampung belum balik juga. Atau bla bla bla, semakin aku berusaha mencari alasan, semakin aku nggak menemukan sejumput sebab positif sampai seorang memutuskan memakai hot pants ke kantornya. Temanku bertanya, "Memangnya itu kantor nggak ada HRD-nya? Nggak ada yang negur gitu? Atau nglarang?" Nggak ada-lah, kantor Advertising, di sebuah tempat kreatif, kamu bebas melakukan apa saja.Tapi, kamu bertanggung jawab atas tindakanmu sendiri. Buat aku itu cukup profesional. Semuanya kan kembali ke kita. Semua yang kita lakukan, sepenuhnya tanggung jawab kita. Aku rasa kebebasan inilah yang membuat orang jadi hilang akal. Bebas bisa berarti beban. Beban untuk bertanggung jawab atas kebebasan kita sendiri.

www.dictionary.com mendefinisikan hot pants sebagai very brief and tight-fitting shorts for women. Ada juga yang menyebutnya sebagai short shorts, atau kalau di-Indonesiakan bisa jadi, celana yang lebih pendek dari celana pendek... Ha ha ha... Yah, memang begitu penampilannya. Tapi yang bikin kaget adalah pengertian kedua, Hot Pants diartikan sebagai bahasa slang dari strong sexual desire; sexual arousal; a state of sexual arousal; horniness. Salah satu terjemahan malah menyebutkan Hot Pants sebagai vulgar slang. Atau kemungkinan besar, pelecehan. Oh My God. Aku sendiri nggak tahu kenapa terdorong buat nyari arti kata Hot Pants. Kebiasaan penulis mungkin. Awalnya cuma ingin tahu, di mana Hot Pants dipakai kalau di luar negeri. Tapi, aku menemukan ini. jadi coba kita teliti. Siapa yang paling sering mengalami sexual arousal? Jelas, kaum pria. jadi tebak siapa yang membangkitkan gairah seksual pria, yup, kaum wanita. Jadi kesimpulannya? Hot Pants bisa jadi cuma celana ekstra pendek. Tapi Hot Pants bisa jadi juga sebuah istilah pelecehan yang datang saat, mungkin, seseorang menggunakan Hot Pants. Dan bisa jadi dengan menggunakan Hot Pants seorang wanita akan membuat seorang pria yang melihatnya mengalami sexual arousal, dan percayalah, itu kemungkinan yang sangat beralasan. Pada akhirnya, syukur kalau cuma pelecehan (harassment), kalau kekerasan (abusement)?

Kembali ke temen kantorku itu. Dia pulang pergi naik bis lho... Oke kalau nggak naik bis, semisal abis gajian, mungkin agak mewah dikit, naik taksi. Menurut kamu apa yang ada di pikiran sopir bis, kernet, sopir taksi, dan para penumpang bis itu? Aku nggak tahu pasti, karena aku juga perempuan. Tapi, ini bayangannya, seorang temen kantorku dulu mengatakan kalau sebagai laki-laki, dia bisa melihat seorang wanita berpakaian lengkap, jadi telanjang bulat, dalam imajinasinya. Man, dia katakan itu sudah beberapa tahun yang lalu, tapi aku nggak bisa lupa. Persis seperti di film-film waktu seseorang dapat melihat tembus pandang sampai ke balik pakaian seorang wanita. Satu kejadian lagi, waktu itu aku lagi jalan-jalan di sebuah plasa yang cukup lumayan di Jakarta. Bukan Plasa murahan lah pokoknya. Tapi kemudian ada beberapa orang yang memang agak buta moral, sedang melihat ke atas, ke arah eskalator naik. Mereka melihat sesuatu sambil saling mendorong, tanpa melepaskan pandangan dari sesuatu yang aku pun jadi ingin tahu. Ternyata begitu aku melihat ke arah atas, Oh My God lagi, seorang wanita sedang bersama pacarnya, dan rok yang dipakainya, percayalah, aku nggak bohong, sangat pendek! Aku dapat melihat dengan jelas apa yang di balik rok itu.Kumpulan laki-laki itu tertawa-tawa sambil terus dorong-mendorong untuk mendapatkan sudut pandang yang tepat agar dapat menemukan keseluruhan misteri di balik rok seorang wanita. Tapi hatiku menangis. Apa yang terjadi dengan moral? Itu pertanyaanku, tapi jawaban mereka bisa-bisa: Moral? Apa itu moral? Perdebatan bisa sangat panjang untuk memutuskan siapa yang salah. Wanita yang salah menginterpretasikan kebebasan dan emansipasi, atau pria yang tidak dapat mengendalikan kehewaniannya?

Sebagai seorang wanita, jujur aku tak dapat menyalahkan pria.Karena wanita dianugerahi dengan kontrol lebih baik daripada pria. Wanita juga dianugerahi dengan kemuliaan lebih tinggi daripada pria. Jadi memang, beban untuk menjaga moral itu lebih berat ke wanita daripada pria.

Lisa Bevere, penulis Best Seller yang bukunya kuulas beberapa waktu lalu mengatakan yang intinya seperti ini, "kalau kamu mau berpakaian seperti pelacur nggak masalah, kalau kamu memang mau mendapatkan pria-pria yang melacur" Katanya lagi, "Jangan berharap mendapatkan pria-pria yang tepat dengan berpakaian yang tidak tepat."

Di sinilah, wanita kurang mengerti. Seumur hidup, wanita berusaha memperlihatkan sebagian (atau seluruh?) dari misteri di balik pakaiannya, hanya untuk mendapatkan perhatian pria-pria yang tepat yang mereka idamkan. Tapi kenyataannya, sebelum itu terjadi, ia sudah disakiti oleh pria-pria yang tidak tepat.Wanita bahkan mengalami luka yang dalam hanya untuk itu.

Jadi lupakan soal teman kantorku yang suka sekali mengenakan Hot Pants (entah berapa kali dalam seminggu). Lupakan juga tentang seorang wanita yang memutuskan untuk memakai rok yang lebih pendek dari underwearnya. Dan sejenak, hanya sejenak saja, lupakan tentang pendapat pria. Sekarang, kembalilah kepada suara hati yang paling dalam, ya, suara hati yang itu, yang sering kamu bilang membatasi kamu, suara yang sering mengingatkan kamu saat kamu melakukan sesuatu yang tidak seharusnya. Orang menyebutnya nurani. Aku menyebutNya Tuhan. Dan dalam kondisi ini, coba teliti kembali apa yang ingin kamu dapatkan melalui cara berpakaianmu? Pujian, kekaguman, rasa hormat, atau pelecehan? Percaya nggak percaya, itu tipis sekali perbedaannya. Yang jelas, pria-pria yang tepat tidak datang dari cara berpakaian yang salah.

Inilah saatnya untuk kembali memikirkan alasan-alasan dari tipisnya, dan pendeknya, dan sedikitnya kain, dan tidak proporsionalnya pakaian yang kamu beli. Apakah itu bermanfaat, apakah itu baik, dan terlebih, apakah itu mendatangkan dampak yang baik buat kehidupanmu, kamu yang memutuskan.

Akhirnya, perlu juga untuk kamu mengingat kembali begitu panjangnya, dan lebarnya, dan dalamnya kasih Tuhan untuk menyayangi kamu. Jangan sampai, Ia menyayangkan cara berpakaianmu.

1 Response to "Ada Apa dengan Hot Pants?"

Anonim Says:

mantap bangets tulisannya...
memang kita tidak boleh langsung menghakimi org mengapa org berbuat ini atau pun berbuat itu walaupun dalam kacamata dunia bahwa itu adalah sesuatu yg salah...tetap kita mengambil hal positif saja. namun semuanya dikembalikan ke hati nurani masing2 bahwa apapun yg kita lakukan patut kah dihadapan Tuhan???