Kissed The Girls and Made Them Cry: by Lisa Bevere

Posted by Sarah Audrey Christie , Rabu, November 14, 2007 20.54


Ini adalah sebuah buku yang baru kubaca beberapa hari ini. Aku baru membaca bab I tapi aku sudah diberkati dengan luar biasa oleh perenungan Lisa Bevere tentang perempuan, dan sejauh apa perempuan boleh pergi... dalam hubungannya dengan seks, dan kekudusan.

Sebelum aku mengetahui tentang Lisa Bevere, aku sama sekali tidak mengenal dia.
Lalu suatu pagi... dan aku maksud, sangat pagi. Aku terbangun. Percayalah, seumur hidup tidak semudah itu aku bangun jam setengah empat pagi... Pernah sih, karena ada maling AC. itu pun setengah enam. I mean, bener-bener nggak pernah bangun subuh seperti itu. Karena aku terjaga dan tak bisa tidur lagi. Lalu aku melihat ke arah televisi. Televisi adalah satu-satunya alat elektronik yang harus menyala pada saat aku tidur, karena aku tidak suka suasana yang sepi.

Disney channel... channel favoritku... Channel yang aman dan tak perlu pikiran untuk memahami kelucuan tokoh-tokoh yang berperan. Tapi entah mengapa, sepertinya Tuhan menyuruhku untuk angkat remote TV dan pencet 9, Star World. Sesungguhnya aku jarang menonton Star World. Tapi itulah Tuhan kita, saat Ia mau berbicara tentang sesuatu, Ia akan menggunakan apa saja. Kapan saja. Dan di situlah, sebuah pertanyaan yang telah kuajukan ke Tuhan tentang kekudusan, dijawab melalui Lisa Bevere, dan Kelly Copeland.

Jujur aku sebelum ini, menganggap kekudusan penting, tapi sejauh apa yang kita sebut penting, aku tidak dapat menarik garis yang jelas. Aku banyak terganggu oleh betapa dunia ini mengidolakan seks, dan mencibir kekudusan. Pendapat dunia, membuat pendapatku sendiri tentang kekudusan menjadi goyah. Seorang sahabatku dan juga seorang penginjil, mengatakan kepadaku tentang pentingnya pengertian. Kalau kamu tidak mengerti maka apapun yang sedang kamu pegang sekarang, akan dengan mudah diruntuhkan orang. Dan diputarbalikkan setan. Kalau kamu tidak mengerti kebenaran itu bagaimana kamu mau membela kebenaran itu. Dan stand for what is right? Ia benar. Aku tidak mengerti, karena itu pemahamanku tentang kekudusan pun lebih sering goyah daripada berdiri tegap seperti seharusnya. Aku tidak melakukan hubungan seks sebelum nikah, tapi ketika aku ditanya akankah aku melakukannya kalau aku benar-benar mencintai orang yang memintaku melakukannya, aku tak bisa menjawab tidak. Padahal ini bahkan belum terjadi. See, betapa rentannya kita kalau kita tidak mengerti.

Hari itu, subuh itu, Tuhan memberiku lebih dari pengertian. Ia memberiku kesadaran. Kesadaran akan kekudusan yang ia percayakan kepadaku. Kekudusan yang Ia percayakan pada pria berbeda dengan kekudusan yang Ia percayakan kepada kita. Kekudusan kita adalah kekudusan yang diturunkan. Kekudusan yang menular, merembet, dan mempengaruhi generasi selanjutnya. Simple thoughts, kalau pria tidak menjaga kekudusan, apa yang ia dapatkan? Kalau wanita tidak menjaga kekudusan, apa yang ia dapatkan? Malu, ketergantungan pada pria yang meminta kekudusannya, sakit hati, dan yang paling drastis, kehamilan sebelum waktunya. Dan anak yang dilahirkan, menderita bukan karena ia tidak kudus. Ia tetap kudus, tapi ia menderita karena ketidakkudusan orang tuanya.

Ya, subuh itu, subuh yang sangat bersejarah bagiku. Dan sejak saat itu aku mengerti, bahwa kekudusan itu penting bukan hanya untukku, tapi untuk keturunanku, dan terlebih, untuk Tuhan. Ya, kekudusan adalah milik Tuhan. Jadi jangan memberikannya tanpa seijin Tuhan. Subuh itu pula, buku ini diperkenalkan kepadaku, Kissed the Girls and Made Them Cry. Seakan-akan Tuhan menyuruhku mencari buku itu.

Setelah itu, aku mencari tahu tentang Lisa Bevere. Ternyata ia adalah seorang penulis Best Seller, juga seorang penginjil, dan pelayanannya sebagian besar adalah tentang wanita. Aku mencari buku itu, tidak mudah mencarinya memang jika tidak tahu tempatnya. Setelah 2-3 minggu baru aku mendapatkannya dari seorang teman, dan kini buku itu selalu berada di backpack-ku. Sangat memberkati dan menguatkan pengertian yang kudapatkan pagi itu. Dan berita gembiranya buku ini sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Kalian dapat memperolehnya di toko-toko buku Kristen yang lengkap seperti Metanoia.

Buku ini akan membuat kalian mengerti, sejauh mana kalian harus pergi.

Ini review mereka-mereka yang juga sudah membaca buku ini:

Reviewed by Rachel
(Australia), December 26, 2006

I read this book when I was 18 and it settled so many questions for me - I really loved her take on different issues I had been sick of hearing the heavy lines and rules that I had heard and read in the past to see it all put into the perspective of relationship was wonderful. A must read for young christian teen girls

Reviewed by Curtis Wilmoth (Fairmont WV), January 07, 2003

I feel that Lisa is very much in touch with the losses a woman will suffer if they choose to live a life of promiscuity. As our church's teen minister I was anxious to get a woman’s perspective on how to talk with our teen girls. The answer is simple. Let Lisa through her book. I recommend this book to anyone who is wondering how to address such sensitive issues as a woman’s virtue.

0 Response to "Kissed The Girls and Made Them Cry: by Lisa Bevere"